INFOMAJAM.COM - Pemerintah Provinsi Jambi menyerahkan Sertifikat Indikasi Geografis untuk komoditas nanas di Agrowisata Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi, Kamis (16/5/2024).
Sertifikat ini yang pertama di Indonesia, dengan nomor registrasi ID G 000000137. Sebelumnya Provinsi Jambi telah memiliki beberapa Sertifikat Indikasi Geografis, seperti Kopi Robusta Jangkat Merangin, Kopi Arabika, Kayu Manis Kerinci, serta Kopi Liberika Tungkal.
Pemprov Jambi kedepan akan membangun graha UMKM dan Ekonomi Kreatif. UMKM ini harus memiliki galeri dan promosi sendiri, sebagai tempat produksi, tempat belajar, sekaligus pemasaran produk.
Gubernur Jambi, Al Haris menyebut, penyerahan Sertifikat Indikasi Geografis ini memberi kepastian hukum, dan kepastian terhadap keaslian produk. Sertifikat ini menjadi dasar hukum yang kuat.
Baca Juga: Pemkab Muarojambi dan Yayasan Setara Jambi Jalin Kerja Sama
“Ini upaya kami meningkatkan perekonomian masyarakat, dan sebagai daya tarik wisata produk lokal,” kata Haris.
Ke depan Pemprov Jambi akan membuat program replanting guna mendukung Komoditas Duku Kumpeh. Kualitas Duku Kumpeh sangat baik. Al Haris minta Kepala Dinas Pertanian Provinsi membuat bibit baru untuk Duku Kumpeh.
“Kita bikin gerakan penanaman bersama, sebagai salah satu program replanting,” pungkas Haris.
Sekda Kabupaten Muarojambi, Budhi Hartono, berterima kasih kepada Gubernur Jambi, yang telah memperjuangkan Komoditas Nanas Tangkit Baru. Sertifikat itu sudah lama dinanti. Selama 10 tahun menuai hasil yang baik.
Indikasi Geografis ini berhasil didapatkan pada masa kepemimpinan Al Haris. Budi berharap ini menjadi langkah awal bersama. Dia juga berharap Pemprov Jambi dapat mewujudkan program-program Jambi Mantap kedepannya.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi, Sri Argunaini mengungkapkan, Komoditas Nanas Tangkit Baru adalah komoditas unggulan. Komoditas ini memiliki ciri khas dan kualitas sangat tinggi.
“Tentunya ini semakin menambah nilai ekonomi dan meningkatkan daya saing produk,” ujar Sri. ***
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS